Sore itu anak- anak SMP Naikere sudah berkumpul dilapangan belakang sekolah. Anak smp yang jumlah muridnya tidak seberapa itu akan membersihkan pekarangan depan sekolah yang sudah ditumbuhi rumput liar. Pastinya, alat utama seperti parang sudah ada digenggaman masing- masing anak. Setelah mendengar instruksi mereka mulai membabat rumput yang memenuhi lapangan sekolah . tidak perempuan, tidak laki- laki, mereka semua lihai dalam memainkan parang menebas rumput liar yang tumbuh subur itu.
Sudah sekitar 15 menit bekerja, salah satu ibu memanggil murid mereka untuk meminta mengambil wech (pisang) kekebun sebagai kudapan anak- anak setelah kerja bakti. Ibu guru akan memutar teh dan menggoreng pisang sebagai cemilannya.
Memutuskan untuk ikut, aku bersama dua orang murid perempuan Ati dan Yuli bergerak menuju kebun yang ada didalam hutan.
Disore yang terik itu kami berjalan menyusuri hutan menuju kebun milik keluarga Yuli. Kebun yang berlokasi tidak terlalu jauh dari pemukiman, sekitar 15 menit saja , kami sudah sampai didalam kebun.
Sejauh mata memandang hanya pohon pisang yang menjulang tinggi memenuhi kebun itu. Tidak ada yang lain. Yuli dengan sigap mulai memainkan parang, ia menebas pohon untuk mengambil buahnya. 2 tandan pisang berhasil dadapatkan. Waktunya berjalan pulang membawa pisang agar segera diolah menjadi kudapan untuk dimakan bersama setelah kerja bakti.