Tradisi Yang Menyatukan Rasa Solidaritas Dan Kenyamanan Tapis Beras : Simfoni Sebelum Pesta

Penulis: Sri Wahyuni, 21 October 2025
image
Suasana Tapis Beras di Desa Homa

Di Desa Homa, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, tradisi tapis beras telah menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan menjelang acara pesta adat. Ritual ini bukan hanya ritual simbolis penaburan beras, melainkan sarana untuk refleksi dari nilai gotong royong dan spiritual yang telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat setempat. Serta pembersihan spiritual, yang bermakna sebagai pembebasan dari pengaruh-pengaruh negatif. Berharap agar pesta berlangsung dengan penuh keberkahan.

Makna dan pelaksanaan Tapis Beras

Tapis beras merupakan ritual penaburan atau membersihkan beras dari gabah, yang dilakukan sebagai simbol penyucian dan perlindungan. Biasanya dilaksanakan sehari sebelum acara pesta, seperti pesta pernikahan atau acara adat penting lainnya. Di Desa Homa, ritual ini menjadi momen dimana seluruh warga berkumpul dan saling bahu-membahu. Proses pelaksanaan tapis beras dimulai dengan pemilihan beras terbaik oleh para mama. Beras yang dipilih dipercaya membawa keberkahan dan kesucian.

Gotong Royong dalam Tradisi

Salah satu hal yang paling menonjol dari tradisi tapis beras di Desa Homa adalah nilai gotong royong yang kuat. Tidak hanya perempuan, laki-laki dan anak anak pun ikut serta membantu dalam persiapan dan pelaksanaan ritual. Mulai dari membawa beras, menyiapkan wadah untuk beras yang sudah bersih di tapis, serta membawa kembali beras yang sudah bersih. Tradisi ini menjadi ajang mempererat solidaritas sosial antar warga. Melalui kegiatan bersama, hubungan antar keluarga dan tetangga semakin kuat, menumbuhkan rasa saling memiliki dan tanggung jawab terhadap keberlangsungan adat dan pesta.

Selain aspek sosial, tapis beras juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Beras yang ditapis melambangkan kesucian dan pengharapan agar segala sesuatu berjalan dengan lancar selama pesta berlangsung, memohon restu leluhur serta Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah rangkaian ritual tapis beras selesai, para mama akan dihidangkan minuman teh atau kopi hangat sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi atas peran serta mereka. Tradisi ini dikenal dengan istilah “nenu teh”, yang memiliki arti minum teh atau kopi.

Momen nenu teh ini bukan sekedar waktu untuk beristirahat, melainkan juga menjadi tempat untuk berbagi cerita dan mempererat hubungan antar sesama mama di desa. Dalam suasana santai dan penuh keakraban, para mama saling bercerita terkait kegiatan antar sirih pinang ke pihak mempelai wanita, serta harapan agar pesta yang akan digelar berjalan dengan lancar dan penuh berkah.

Selain itu, tradisi nenu teh juga menandai selesainya sebuah tugas penting dalam rangkaian acara adat. Dan menjadi simbol bahwa semua upaya serta kerja keras mereka telah dihargai oleh masyarakat. Dengan demikian, nenu teh bukan hanya ritual fisik minum bersama, tetapi juga wujud nyata nilai gotong royong dan penghormatan yang melekat dama budaya Desa Homa.