Program Patriot Energi mengantarkan saya untuk menginjak daerah paling timur di Indonesia yaitu di Provinsi Papua, Berharap saya ditempatkan di Provinsi Nusa tenggara timur, tapi apalah daya tuhan berkehendak lain dengan menempatkan saya di tanah Papua, kala itu masih teringat jelas euforia teman-teman patriot saat pengumuman penempatan tugasnya masing-masing, ada yang merasa senang karena sesuai dengan harapannya dan ada pula yang merasa bersedih sampai menitikkan air mata karena tidak sesuai dengan harapannya, saya salah satu orang yang tempat tugas nya tidak sesuai dengan harapan saya akan tetapi tidak ada rasa sedih, ataupun marah pada saat itu, karena saya percaya dimana pun tempat tugas nya Tuhan akan selalu mendampingi dan memberikan jalannya.
Saya ditempatkan di Provinsi Papua tepatnya di Kab Dogiyai bersama dengan empat patriot lainnya, yaitu ada patriot Dita, elis, Kak jen dan Hanif, mendengarkan Kab Dogiyai belum terlintas apapun di pikiran saya, bagaimana kondisi daerah itu, bagaimana masyarakatnya saat itu saya tidak tahu apapun, sampai saat itu salah satu teman patriot dari papua memberikan sedikit informasi terkait daerah tersebut dan salah satu teman juga menyuruh saya untuk melihat di youtube terkait Kab Dogiyai, setelah saya mencari informasi dari youtube ternyata informasi di youtube tentang kab Dogiyai ini semuanya Negatif, mulai dari pembakaran yang sering terjadi dan pemalangan di jalan-jalan juga kerap terjadi.
Bermodalkan keberanian dan berfikir positif akhirnya kami berangkat ke Provinsi Papua pada tanggal 4 November 2021, Melalui jalur Pesawat saya berangkat dari Jakarta ke Jayapura, di Jayapura kami bertemu dengan patriot lain yang penempatan tugasnya di Kab Membramo Raya. Jayapura merupakan ibukota dari Provinsi Papua dan kota ini akan menjadi saksi bahwa pertama kali saya menginjakkan kaki di Papua yaitu tepatnya di Jayapura, dimana di kota ini saya melihat betapa ramahnya orang papua, setiap bertemu maka akan menyapa dengan Kata “Selamat Pagi, Siang, Malam” dikota ini juga lah saya melihat banyanya cairan merah-merah di sepanjang jalan yang merupakan bekas pinang yang dikomsumsi oleh orang- orang disini.
Kami melanjutkan perjalanan ke Nabire menggunakan Pesawat kecil, Pesawat kecil ini juga merupakan pertama kalinya bagi saya, saya merasakan ketakutan pada saat pesawat ini akan landing di Bandara Nabire, selain pesawatnya yang lumayan goyang, posisi bandara Nabire juga berada di pinggir pantai, sehingga saat pesawat akan landing, seakan-akan kita melihat pesawat tersebut akan jatuh di air laut.
Di Nabire kami hanya menginap sehari saja, waktu sehari itu kami manfaatkan untuk berbelanja keperluan yang akan dibutuhkan di Kab Dogiyai, kami melanjutkan perjalanan ke Kab Dogiyai pada malam hari menggunakan kendaraan Roda 4, selama di perjalanan kami hanya disuguhkan dengan bunyi hujan yang sangat deras, petir dan guntur yang saling sahut-sahutan, ditambah dengan jalanan yang berliku-liku dan tanjakan, membuat saya pribadi saat itu hanya bisa melafazkan doa-doa agar tuhan tetap memberikan keselamatan kepada kami. Waktu yang ditempuh dari Nabire ke Dogiyai kurang lebih selama 5 Jam, kami tiba di salah satu distrik di kab Dogiyai yaitu Distrik Mapia tepatnya di rumah dinas anggota polisi di Polsek Mapia, Keluarga pak yoga lah yang menerima kami pertama kali di Dogiyai, keesokan harinya kami bertemu dengan kapolsek Mapia bermaksud untuk pemberitahuan bahwa kami akan bertugas di wilayahnya dan meminta izin diberikan tempat tinggal di Polsek Mapia, setelah kemi menyampaikan maksud dan tujuan kami, akhirnya kapolsek Mapia memberikan izin untuk kami tinggal di salah satu rumah Dinas di Polsek Mapia.
Terima kasih untuk keluarga Pak yoga dan Kapolsek Mapia Bapak Hendra Simbolon yang telah menerima kami …