Kabupaten seribu misteri sejuta harapan, begitulah orang Mamberamo menyebut daerahnya. Kabupaten Mamberamo Raya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua. Kondisi alam di Mamberamo masih sangat terjaga. Sejauh mata memandang disajikan landscape aliran Sungai Mamberamo yang luas serta hutan belantara khas hutan papua yang sangat asri. Sungai Mamberamo, menjadi urat nadi jalur transportasi utama kabupaten ini. Sungai ini yang menghubungkan hulu hingga hilir sungai sepanjang 670 km. Selain menjadi ikon kabupaten, sungai ini juga menyimpan beberapa misteri. Disini saya akan sedikit mengulik misteri yang ada di daratan Mamberamo. Informasi ini di dapat sebelum, saat dan sesudah bertugas di Mamberamo Raya. Cerita ini didapat dari berbagai sumber yang memiliki sudut pandangnya sendiri, dan beginilah beberapa misterinya.
Jika datang ke Mamberamo jangan lupa untuk membasuh muka atau mandi di sungai ini. Katanya jika kita sudah melakukan hal tersebut maka penghuni sungai akan mengetahui soal keberadaan orang baru dan diharapkan akan selamat. Sungai ini memang agak membahayakan karena memiliki arus yang cukup kuat di dalamnya. Di Sungai Mamberamo ada daerah yang dikenal dengan pusaran airnya yang berbahaya yakni Marina Valen, Edi Valen dan Batavia. Arus pusaran itu terjadi dikarenakan adanya aliran sungai sungai yang bermuara di Sungai Mamberamo dan adanya batu batu sungai yang besar besar sekali di Sungai, sehingga membelokkan arus sungai. Tidak sembarang driver speedboat yang bisa melewati pusaran air ini, jika sembarang lewat saja nyawa taruhan. Orang dapat dikatakan sudah ke Mamberamo kalau sudah melewati 3 tempat berbahaya itu. Pernah juga kejadian tenggelamnya kapal angkut penumpang bernama KM Bogor bersama dengan seluruh penumpangnya. Lokasi tenggelamnya kapal tersebut, terdapat sebuah daratan kecil di tengah sungai yang kemudian disebut dengan batu bogor. Jika ada kapal melintasi area itu maka akan melewati jalur tepi kanan sungai, tidak bisa lewat tengah. Jika lewat tengah sungai maka dipercaya akan tenggelam ke sungai seperti nasib kapal KM Bogor. Saat melintas tak lupa juga membunyikan klakson kapal sebanyak 3 kali mitosnya agar tidak tenggelam.
Bukan hanya di cerita fiksi, di sini sesuai namanya masyarakat percaya ada kampung yang hanya diisi oleh perempuan saja. Konon katanya jika ada laki-laki masuk ke kawasan suku ini akan digunakan sebagai media perkembangbiakan saja, kegiatan perkembangbiakan itu dilakukan ramai ramai satu kampung selepas itu laki-laki tersebut dibunuh. Jika ada perempuan di suku itu yang hamil lalu lahir bayi laki laki akan dibiarkan satu hidup hingga besar, sedang jika ada bayi laki laki yang lahir lagi akan dibunuh. Hanya diperbolehkan satu anak laki laki hidup di suku itu. Seperti di sebutkan sebelumnya anak laki laki tersebut jika sudah dewasa hanya dijadikan media berkembangbiak. Beberapa orang membetulkan keberadaan suku ini, sempat ada yang melihat foto dari kamera drone yang diterbangkan di sekitar situ, ada juga yang mendapat cerita turun temurun dari orang yang pernah bertemu suku perempuan tersebut dan kabur lari tunggang langgang karena mereka semua takut akan dibunuh. Ada yang pernah melihat foto orang yang sedang bersama suku perempuan, katanya suku tersebut punya badan yang tinggi, kulit bersih dan punya otot yang sangat besar. Ada yang memperkirakan dengan otot sebesar itu perempuan tersebut bisa membawa satu pohon kelapa yang besar sendiri.
Bentuk fisik manusia berekor layaknya manusia biasa tetapi memiliki ekor yang panjangnya hingga betis kaki. Informasi yang didapat, manusia berekor tinggal di bagian hulu sungai dan jauh masuk ke dalam hutan. Ada yang bilang manusia berekor tersebut juga sempat ada di daerah Teluk Bintuni, dia membenarkan keberadaan manusia tersebut dikarenakan tetenya (kakeknya) sekitar tahun 1960an foto bersama manusia berekor yang berada di Teluk Bintuni itu. Tetapi keberadaan manusia ini konon katanya makin sedikit dikarenakan hutan papua yang semakin dibuka.