Ini cerita tentang perjalanan menuju kampung yang menjadi sasaran pembangunan spel/apdal. Ada tiga kampung yang harus disurvey sesuai data esdm, yaitu kampung inyora, undurara dan oya. Usut punya usut, setelah menggali informasi dari orang- orang yang pernah pergi kekampung itu, rata- rata bilang kalau oya itu jauh sekali, butuh waktu berhari- hari, karena akses jalan belum ada, masih harus melewati jalan setapak.tapi untuk inyora dan undurara, sudah bisa diakses karena jalan sudah dibuka.
Setelah punya cukup informasi, sekarang pikiran terfokus bagaimana cara untuk kesana, mengingat tidak ada angkutan umum yang melewati 2 kampung yang bisa diakses tersebut. Bak durian runtuh, kami dapatkan kontak kepala distrik naikere. Ya, kampung ini secara administratif masuk kedalam area distrik ini. Setelah berkomunikasi dan membuat janji pertemuan, didatangilah rumah beliau. Dengan menyatakan maksud dan tujuan kedatangan beliau menjanjikan akan mengantar kekampung karena akan ada agenda dinkes juga dikampung tersebut.
“besok kitong berangkat.” Ujar pak distrik
Senang hati ini, karena tidak perlu menunggu terlalu lama. Bertanyalah apa saja akomodasi yang perlu kami persiapkan untuk turun kekampung. Beliau bilang “ nona bawa saja kasur tipis, snack- snack untuk dimakan, untuk beras dan lauk aman, bapa dan staf su sediakan. Kita mampir dulu dikantor distrik, baru lanjutkan perjalanan.diatas semalam kita menginap dikantor distrik dulu. Untuk air diatas aman, listrik juga aman. Tenang saja. Jalan diatas juga su aspal semua, aman.”
Tibalah hari yang ditunggu, sesuai janji bapa distrik hari ini akan berangkat kedistrik. Tas dengan isi penuh snack dan kasur tipis sudah disediakan. Tidak ada kabar dari pak distrik sampai saat ini, padahal hari sudah siang. Pesan wa pun sudah dikirim kepada beliau menanyakan jam berapa akan berangkat hari ini. Cukup lama pesan ini akan dibalas, sore hari baru bapa balas, bapa bilang “Aduh nona, mohon maaf ee, tra jadi berangkat sekarang, bapa masih ada urusan dikota, besok baru kitong naik.”
Memaklumi kesibukan beliau, bisa saja hal ini terjadi. 1x itu biasa, tapi ini sampai 3x, pembatalan. Tidak biasa memang.
Akhirnya setelah 3x berharap dan gagal, hari ini akhirnya dengan pasti kami berangkat menuju distrik. Tapi bapa distrik tidak ikut, beliau bilang akan menyusul besok. Jadilah kami berangkat dengan beberapa orang staf distrik malam itu menuju distrik.
Perjalanan malam itu penuh goncangan. Bagaimana tidak, berharap jalan mulus sesuai yang dikatakan pak distrik, ternyata tidak sama dengan kenyataan yang ada dilapangan. Hanya sedikit jalan yang beraspal selebihnya rata- rata berlapiskan batuan, tanah dasar. Serta melewati sungai.
Setelah 3 jam perjalanan darat itu, sampailah kami dikantor distrik. Gelap gulita, tidak ada penerangan. Menurut staf distrik mesin genset ada tapi su rusak. Bermodalkan lilin untuk penerangan, jadilah malam itu diterangi lilin sampai pagi.