Pengobatan Tradisional
Saya sampai hari ini masih tercengang akan adat budaya yang saya dapati di daerah ini. Setelah adat budaya dalam pernikahan, ucapan syukur, tolak bala, dan kali ini saya mengikuti adat budaya “Berobat”. Jujur, saya yang awalnya takut untuk menghadiri acara adat ini, dibuat semakin penasaran. Akhirnya saya dengan ditemani mama dan bapak angkat saya pergi melihat acara tersebut dimulai dari pukul 20.00 WIB sampai dengan pukul 03.WIB dini hari. Upacara pengobatan ini dipimpin oleh seorang “dukun” yang mereka anggap mampu menyembuhkan segala macam penyakit. Maka tidak heran, jika ada yang sakit, akan diadakan upacara pengobatan ini walau sudah dari rumah sakit atau puskesmas.
Gambar 1 Proses Persiapan Pengobatan
Ketika melakukan acara pengobatan ini juga harus dilengkapi dengan sesajen yang diminta oleh dukun. Dan warga yang mengundangnya untuk diberi pengobatan harus menyiapkannya, berupa telur, ayam, beras dan lain sebagainya. Acara ini juga diiringi dengan gong dan ada seorang lagi sambil membacakan mantra. Acara ini dihadiri oleh banyak orang yang sekalian berobat meminta kesembuhan dari penyakit. Mulai dari demam, sesak napas, sakit gigi, bahkan penyakit apapun datang untuk berobat.
Gambar 2. Sesajen yang digunakan
Sepanjang pengobatan, saya melihat dukun menggunakan keris yang menjadi alat andalannya. Setelah dukun memegang bagian tubuh yang sakit, akan ada keluar sesuatu benda dari mulutnya. Dan warga yang berobat merasakan kesembuhan, maka mereka berulang datang berobat kepada dukun. Dan bagi warga yang tidak ikut berdukun atau hanya sebatas menemani ada yang ditawari makanan yang telah disediakan oleh tuan rumah atau warga utama yang mengundang dukun tersebut. Saya yang melihat acara ini seperti melihat film-film jaman dahulu.
Tetapi itulah kebiasaan, terlepas di dusun ini sudah ada agama, akan tetapi adat budaya tersebut masih melekat.
Gambar 3. Warga sedang pengobatan