Desa Rangan Hiran satu dari 10 desa yang belum mendapatkan akses listrik di Kecamatan Miri Manasa. Desa yang dihuni oleh 140 KK ini berada 40 kilometer dari sumber listrik terdekat di Miri Manasa. Rangan Hiran belum masuk dalam rencana elektrifikasi PLN di Kabupaten Gunung Mas.
Bukan tanpa upaya, usaha untuk mendapatkan akses listrik telah dilakukan masyarakat desa selama puluhan tahun lamanya. Salah satunya melalui rancangan alokasi dana desa beberapa kali telah memasukkan kebutuhan elektrifikasi masyarakat seperti pengadaan solar home system dan lampu tenaga surya hemat energi. Keseriusan Rangan Hiran untuk mendapatkan sumber listrik juga terbukti dengan pengadaan anggaran sebesar 50 juta rupiah untuk kebutuhan FS PLTMH Sungai Parie pada 2019 silam.
Namun, mereka tentu menyadari tidak dapat mewujudkan kehadiran listrik khususnya energi bersih di desa mereka hanya dengan mengandalkan dana desa. Pengajuan pembangunan PLTMH sudah dilakukan ke tingkat kabupaten dan provinsi. Akan tetapi, keterbatasan anggaran senantiasa menjadi penghambat usaha mereka.
Berada di hulu Sungai Miri, butuh waktu 15 jam dengan jalur darat dari Kuala Kurun, ibukota Gunung Mas, untuk sampai ke Desa Rangan Hiran. Sedangkan dengan perahu atau yang populer disebut klotok membutuhkan waktu sekitar 9 jam. Tidak ada transportasi umum untuk sampai ke desa. Sehingga hampir setiap rumah di Rangan Hiran harus memiliki klotok sebagai transportasi utama mereka.
Berada di hulu sungai membuat kondisi air di Rangan Hiran sangat bersih jika dibandingkan desa lainnya Miri Manasa. Desa ini memiliki potensi pertanian yang baik seperti buah hingga pengembangan jahe merah. Harapan kehadiran listrik menjadi oase bagi mereka. Sedangkan Rangan Hiran sendiri memiliki banyak potensi energi terbarukan. Masyarakat tidak menyerah, mereka kita membentuk organisasi masyarakat adat untuk dapat memperjuangkan agar PLTMH di desa mereka dapat terwujud dengan bantuan pihak pemerintah dan swasta.