Cerita kali ini cukup membuat perut menggelitik. Bagaimana tidak aku yang selama ini dikenal sebagai seorang patriot di desa malahan di anggap bagian dari tim kejaksaan. Malam itu di desaku ada sebuah keluarga yang hendak bercerai dikarenakan sebuah masalah yang terjadi didalam rumah tangga mereka. Seorang ibu dirumah tangga tersebut datang menghadap bapak semangku yang kebetulan adalah seorang kepala dusun dan orang yang cukup dituakan/ kepala adat di desaku. Malam itu ibu ini datang kerumah dengan menangis dan menceritakan segala masalah yang terjadi dikeluarganya kepada bapakku, beliau bersikeras untuk bercerai dengan suaminya. Adat di desaku jika ingin bercerai harus menghadapkan masalah tersebut didepan banyak orang termasuk kepala adat, penatua gereja, dan sanak saudara mereka. Sebelum si ibu ini pergi dan pulang kerumahnya, iya meminta bapakku agar besok saat acara di depan pemuka kepala adat aku harus dihadirkan agar aku bisa menimbang dan memutuskan atas masalah yg terjadi dikeluarga mereka. sebab ibu dan bapak tersebut mengetahui aku sebagai ibu-ibu kejaksaan yang memutuskan segala bentuk masalah seperti seorang hakimlah pikir mereka.
Tibalah keesokan harinya si ibu, suami dan anak-anak mereka
dikumpulkan di sebuah posyandu untuk musyawarah tentang masalah yg dihadapi keluarga mereka di depan kepala-kepala adat dan orang tertua di desa. Sebelumsemua berkumpul bapak semangku memberitahuku kalau aku diundang untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam sebuah keluarga. Bapakku bercerita mereka tau kalau aku merupakan bagian dari ibu-ibu kejaksaan karena dulu bapakku bercerita kepada mereka bahwa aku bukanlah orang yang sembarangan. Bapakku bilang jangan macam-macam kepadaku atau berbuat yang tidak baik sebab aku adalah orang kejaksaan yg sewaktu-waktu bisa menghukum siapa saja. Aneh bukan? Akupun cukup terkejut mendengar cerita bapak semangku sekaligus tertawa terbahak-bahak. Bukan tanpa sebab bapakku melakukan itu. Iya ingin ketika aku tinggal di desa ini tidak ada orang yang berbuat jahat maupun aneh-aneh terhadapku. Jadi ketika ada orang yang bertanya tentang aku bapakku menyelipkan kalimat bahwa aku merupakan bagian dari ibu-ibu kejaksaan bahkan seorang intelegent (mata-mata) hahaha… selain ibu-ibu kejaksaan ternyata aku juga seorang mata-mata. Singkat cerita aku tidak mau ikut terlibat didalam masalah seorang keluarga yang ingin bercerai dan bapakku membuat cerita bahwa aku tidak dapat hadir dan mengikuti penyelesaian masalah tersebut dikarenakan aku sakit pada waktu itu.