Setelah pengumuman tempat penempatan aku langsung bergegas menelpon Ibuku. Aku sampaikan kalau aku akan diberangkatkan ke Pulau Kalimantan. Dan mau tau gak apa respon Ibuku? Ya Ibuku langsung sangat-sangat bersyukur. Sedangkan aku masih merengut karena aku menginginkan tempat penempatannya di Pulau lain. Aku bergumam di dalam hati, tapi tidak ku sampaikan pada siapapun. Aku mencoba menerima kenyataan dan takdir, bahwa ada maksud dan tujuan Tuhan menaruhku ditempat tersebut. Sampai-sampai fasilitatorku meminta maaf karena tidak bisa memperjuangkan namaku ada di Pulau yang kuinginkan. Aku bilang, ya tidak apa-apa Kak, sama saja kok.
Aku juga tidak lupa memberitahu sahabat-sahabatku bahwa aku akan pergi selama 1 tahun untuk menjalankan program kerja ini. Karena hari itu hari Kamis, maka banyak dari teman-temanku yang bekerja dan tidak sempat bertemu denganku di Bandara. Tapi ada satu orang sahabatku yang mewakilkan dari semua sahabatku untuk mengantarkanku pergi. Namanya Fatur, kami bersahabat dari tahun 2017, dipertemukan di dalam satu organisasi mahasiswa yang berfokus pada isu politik, isu masyarakat, dan isu global. Dan kebetulan juga kami berasal dari Pulau Sumatera yang daerahnya berdekatan, sehingga cocok dalam mengobrol. Di dalam obrolan makan siang kami hari itu, Dia mendukung kepergianku dengan bekerja sepenuh hati, dan berjanji kalau ketemu nanti kita sudah menjadi lebih baik, lebih mandiri, dan lebih keren. Btw, Fatur ini juga sahabatku disaat aku susah dan senang selama kuliah, meskipun kami berbeda keyakinan, tapi nyatanya itu bukan penghalang di dalam kami berelasi.
Pada pukul 17.40 WIB tiba di Bandara International Supadio Pontianak. Sempat bingung mau menginap dimana di Pontianak beberapa hari kedepan karena kami hanya menyewa penginapan hanya 1 malam saja. Sedangkan untuk menuju lokasi penempatan belum bisa diakses terhalang bencana banjir. Tapi ternyata ada keluarga baik yang memberikan kami tumpangan menginap selama beberapa hari di Pontianak. Namanya Abi Husni dan Umi Husni. Husni ini adalah nama anaknya yang berteman akrab dengan Tamam (anak dari ayah angkatku) mereka sama-sama sedang menempuh pendidikan di Pesantren Gontor Jawa Timur. Sehingga kami dikenalkan Umi dengan ayah angkatku di Kota Putussibau.
Foto bersama dengan Umi Abi Husni
Setelah beberapa hari tinggal di Pontianak, kami juga bergegas menuju lokasi penempatan yaitu ke Kabupaten Kapuas Hulu. Meskipun terdapat kendala selama diperjalanan, kami tetap bersyukur bisa sampai dengan selamat. Ketika kami sampai di Ibukota Kabupaten yaitu Kota Putussibau, kami disambut dengan sinyal yang terbatas karena sedang dalam gangguan kabel fiber optik di daerah yang terkena banjir. Kami juga tidak patah semangat untuk mengurus beberapa administrasi perjalanan dinas kami ke beberapa instansi yang terkait untuk program kerja kami 1 tahun kedepan. Dan tanggapan pemerintah daerah juga mendukung program kerja kami ini untuk membantu masyarakatnya di daerah 4T.
Foto dengan Pak Mohd.Zaini (Sekda Kab.Kapuas Hulu)
Foto dengan Pak Letkol Inf Jemi Oktis Oil, S.I.P (Dandim 1206/Putussibau)
Hingga saat ini kami masih berhubungan baik dengan instansi terkait, menyampaikan apa yang menjadi kendala kami di lapangan, hingga keluh kesah masyarakat yang disampaikan kepada kami. Semoga hingga akhir penugasan, aku dapat meninggalkan buah kebaikan yang bermanfaat untuk orang-orang baik yang pernah membantuku.