Keragaman Bahasa
Selama tinggal di Kampung, aku mengamati cara mereka bicara. Ya, kalau ngobrol pake Bahasa suku, tentu aku tidak mengerti. Karena cukup sulit juga mencernanya, selain karena ngborlnya cepat juga tidak terlalu terdengar jelas hurup per hurup yang terucap, kata per kata yang diucapkan, apalagi kalau sudah jadi kalimat haha pusing lah sudah. Lain halnya dengan Bahasa Indonesia mereka, aku cukup bisa memahami meski kadang terdengar lucu.
Seperti mereka tak mengucap “aku”, tapi “saya”
“Kemarin saya kandas disini” kandas : jatuh disini
“sudah berobat kesana kemari, sa masih menderita” menderita : belum sembuh-sembuh
“setengah mati saya menjalaninya” setengah mati : sulit sekali
“orang-orang mabuk dengan warga baku pukul” baku pukul : saling pukul
“Kita berkumpul, lalu kita baku cerita” baku cerita : saling cerita
“makan sagu, lalu putar teh dan kasih naik facebook” Putar teh : Nyeduh teh. Kasih naik : Upload
“tidak ada seribu, jadi tidak bisa beli beskuit” seribu : uang
“Di RT sebelah, ada kedukaan. Dia punya ibu, umur habis” umur habis : meninggal dunia
“kasih tinggal sudah” kasih tinggal sudah : Tinggalkan saja
Nah itu saja rangkuman 10 kalimat yang biasa diucapkan orang-orang di Kampung, meski kadang terdengar agak rancu tapi biar sudah, Namanya juga beragam toh? Hehe