Selamat tinggal segala rupa keteraturan. Wkwkwk. Tulisan pertama langsung sambat ajaa isinya. Wkwk. Duh mon maap nih, sulit rasanya buat gak sambat. :D
Tadinya kupikir ah pasti bisa lah, semua akan mudah. Eh tapi ternyata tetep agak gak nyangka akan sampai pada titik ini. Padahal niat buat daftar Patriot Energi tuh udah sejak dahulu kala, tapi teteeep termenung dan terdiam pas pertama menjejakkan kaki disini, di tempat penempatan ini. "Ya Allah tolong." Akhirnya cuma bergumam gitu wkwk. Lebay banget sih. Haha. Segala sesuatu yang baru pertama kali emang selalu butuh penyesuaian kan?
Aku mendapat lokasi penempatan di Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Sebelum nantinya akan tinggal di salah satu desa, pada mulanya ada 6 desa yang harus aku kunjungi untuk survey awal. Jadi benar-benar ketika diinfoin lokasi penempatan, aku dan 3 orang patriot lainnya hanya mendapat info nama lokasi saja. Tidak ada tambahan informasi apapun tentang lokasi yang akan kami tuju bahkan narahubung yang bisa kami hubungi harus kami sendiri yang mencari. Salah satu info yang pasti adalah bahawa lokasi tersebut dulu pernah dibangun LTSHE pada tahun 2018.
Akhirnya mulailah kami berempat mencari informasi tentang desa lokasi penempatan melalui segala jalur yang bisa kami jangkau. Sosial media, kenalan, temennya temen, pokoknya semua kemungkinan yang bisa kita lakukan. Dari hasil desk research yang kami lakukan sebelumnya, lokasi desa yang akan kami tuju sebagian di darat dan sebagian di atas danau dan harus ditempuh lewat jalur air dengan menggunakan speedboat. Setelah dibicarakan akhirnya disepakati akan dibagi 2 tim untuk survey, dan aku kebagian ke desa-desa yang ada di atas air. Sebenernya aku deg deg an banget karena aku gabisa berenang. Tapi, baiklah, mari segera kita mulai perjalanan ini. Menuju desa pertama menggunakan speedboat selama 4 jam dari ibukota kabupaten. Kami harus menyusuri sungai kapuas dan melewati beberapa hutan.
Perjalanan menuju desa pertama.
Desa pertama yang aku kunjungi adalah desa Gudang Hilir. Desa ini menjadi tujuan pertama kami karena letaknya dekat dengan kecamatan. Walaupun ternyata karena kondisi banjir membuat kami harus melewati daerah banjir dengan menaiki sampan. Desa Gudang Hilir terletak di Kecamatan Selimbau. Hari pertama ditempat ini langsung banyak terheran heran. MasyaAllah... Manusia tuh memang diberi akal untuk kemudian beradaptasi dengan segala yang ada di sekitarnya. Hidup di atas danau tidak membuat manusia berhenti memikirkan bagaimana bertahan hidup. Ada banyak inovasi yang mereka lakukan untuk bertahan hidup disini. Bangunan rumah, sekolah, fasilitas umum semuanya dibangun diatas air. Bahkan kandang sapi juga dibangun di atas air.
Rumah di pinggir sungai Kapuas
Lokasi yang harus aku survey ternyata adalah sebuah Dusun yang letaknya di atas danau. Untuk menuju Dusun tersebut, kami harus naik speedboat lagi.
Perjalanan menuju dusun Suka Maju.
Pertama kali sampai tempat ini dan bilang mau mandi, tuan rumah bilang, "gak bawa kain basahan kah?" Haha. Aku? Auto speechless. Eh sebenernya panik sih, kek mana mandi di sungai pakai kain basahan? wkwkwk
Emang sungguh pertolongan Allah tuh sangat berasa sih di perjalananku kali ini. ternyata pak kadus nya udah terbiasa menerima tamu, jadi beliau punya kamar mandi tertutup dengan WC yang bagus juga. Artinya WCnya nih udah di bangun septic tank yang baik. jadi aku gak perlu mandi dan buang air di sungai. aku mandi dan buang air di kamar mandi yang udah ada di rumah pertamaku ini.
Rumah-rumah di Dusun Suka Maju.
Sekolah di Dusun Suka Maju
Perjalanan survey ini jadi inget pelajaran IPA zaman SD tentang ciri-ciri makhluk hidup salah satunya adalah adaptasi. Ada mimikri kayak bunglon yang berubah warna, ada autotomi kayak cicak yang memutuskan ekornya. Survey kali ini jadi melihat secara nyata bagaimana manusia beradaptasi untuk tetap bertahan hidup di lingkungan yang tidak biasa. Ah, bumi Allah tuh luaaas bangeeet. Di desa pertama ini juga ketemu sama orang-orang yang menyambut dengan sangat ramah. Bahkan saat mau pulang Ibu kepala Dusun bilang, “makan yang banyak, nanti-nanti gak tau apakah tuan rumah selanjutnya akan memberi makan kayak disini. Semoga ketemu sama orang-orang baik yaa..”
Terharuuuu ga siiih..
Foto sama Ibu Kepala Dusun dan warga Dusun Suka Maju.
Baru desa pertama. Akan ada 5 desa lagi yang harus aku kunjungi. Rasanya masih tetep sama sih, excited tapi juga sekaligus deh deg an. Susah menghilangkan perasaan, “gimana kalo seandainya aku ditolak?” haha :D