Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak etnis, suku dan kepercayaan. Jadi nggak salah kalau dari ujung barat sampai ujung timur Indonesia memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda tiap daerah. Tradisi ini masih dijaga sampai sekarang, dimana tradisi ini tetap hidup berdampingan dengan masyarakat. Salah satunya adalah tradisi “Naik Bukit” di dusun Sengangkam, desa Permiit, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Tradisi tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen berlimpah dan meminta keselamatan, kesehatan dan panjang umur dari kepada Tuhan supaya Tuhan melindungi satu kampung tersebut (Dalam bahasa Dayak Belangin : Bersaru semangat ka’ Jubata). Tradisi ini tetap bertahan sampai sekarang dan dilakukan sekali dalam setahun setelah setiap warga serentak selesai panen padi (Banyi).
Warga dusun Sengangkam tiba di bukit Pesugu
Tradisi ini mewajibkan seluruh warga kampung/dusun untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut, kecuali lansia, sakit, anak kecil, hamil (tergabtung ibu yang sedang hamil, mampu atau tidak) karena akan mendaki bukit yang lumayan terjal. Dalam menjalankan tradisi ini, ada seseorang yang dipercaya oleh warga kampung untuk membawakan doa. Dan orang yang membawakan doa disebut sebagai “BILAL” Dalam tradisi ini, warga membawa ayam hidup, telur, beras, nasi, lepet yang akan dipersembahkan kepada Jubata melalui doa yang akan dilantunkan oleh Bilal. Ayam terlebih dahulu dipanggang bersamaan oleh warga dan akan diserahkan setengah ayam matang kepada bilal yang mana menurut keyakinan mereka, itu akan dimakan oleh Jubata.
BILAL (Pembaca Doa)
Patriot foto bersama Bilal
Bagian Ayam yang diberikan kepada Bilal
Setelah didoakan oleh bilal, maka warga pun makan bersama dengan ayam masing-masing yang telah dibawa. Setelah makan, maka warga akan datang satu persatu kepada bilal dan di berikan beras di atas kepala tiap warga sambil didoakan. Setelah itu, diberikan beras kuning kepada setiap orang untuk nanti di lempar ke atas tepat di kepala dengan tujuan untuk meminta keselamatan kepada Jubata kembali.Acara pun berakhir seiring beras di lempar ke atas. Lalu warga bisa pulang.
Bilal memberikan beras di atas kepala sebagai doa kesehatan