Menjadi Intelektual yang Berperan dalam Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa

Penulis: Admin, 11 May 2025
image
Matrikulasi Ketiga

Dengan semangat keberlanjutan dan inovasi, Matrikulasi Program Patriot Energi Angkatan IV yang ketiga diselenggarakan pada Sabtu, 26 April 2025. Memperkuat bekal teknis dan sosial para Patriot Energi sebelum menjalankan misi pemberdayaan masyarakat. 

Pada matrikulasi kali ini, materi diberikan oleh Ibu Tri Mumpuni sebagai Tenaga Ahli Program Patriot Energi bidang Manajemen Strategis, dan juga Bapak Iskandar Budisaroso Kuntoadji sebagai Founder Yayasan IBEKA. Keduanya berbicara tentang peran penting intelektual muda dalam membangun masa depan Indonesia melalui program Patriot Energi.

Ibu Tri Mumpuni menekankan bahwa para peserta adalah bagian dari hanya 6% intelektual muda Indonesia yang memiliki pendidikan diatas SMA. Dengan posisi ini, mereka memiliki tanggung jawab untuk berpikir dan bertindak demi kemajuan bangsa. Para intelektual muda tidak hanya dituntut untuk mengandalkan teori atau visi semata, tetapi harus mampu melaksanakan aksi nyata yang membawa dampak positif. Tanpa aksi yang berorientasi ke depan, visi hanya akan menjadi kata-kata kosong. Oleh karena itu, Ibu Tri Mumpuni mengajak para peserta untuk mengembangkan pola pikir yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan bangsa.


Menurut Bapak Iskandar Budisaroso Kuntoadji, sistem pendidikan Indonesia harus bertransformasi dari sekadar pengkaderan intelektual profesional yang mencari pekerjaan menjadi generasi yang lebih peduli terhadap pemberdayaan masyarakat. Beliau mengkritik sistem pendidikan yang selama ini cenderung bersifat kolonial, yang malah menghambat kemajuan dan kedaulatan bangsa. Pendidikan tidak hanya untuk mencetak pekerja, tetapi untuk mencetak individu yang memiliki empati dan kemampuan untuk memberdayakan rakyat. Intelektual muda yang baik bukan hanya mereka yang berkompeten dalam bidang tertentu, tetapi mereka yang juga paham dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan mampu berkontribusi untuk memperbaiki kesejahteraan bersama.

Para peserta dihadapkan pada dua pilihan dalam menjalani kehidupan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi. Pilihan pertama adalah menjadi intelektual profesional yang hanya mencari keuntungan pribadi dengan bekerja di perusahaan besar atau instansi yang menjanjikan gaji tetap. Pilihan kedua adalah menjadi pejuang kemerdekaan yang memberdayakan masyarakat, tidak hanya mencari keuntungan pribadi, tetapi juga berusaha menciptakan kesejahteraan bagi rakyat yang kurang beruntung. Bapak Iskandar Budisaroso Kuntoadji mengajak peserta untuk memilih jalan yang lebih mulia, yaitu menjadi bagian dari perubahan sosial yang lebih besar dengan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Ibu Tri Mumpuni dan Bapak Iskandar Budisaroso Kuntoadji menekankan pentingnya empati dalam perjuangan hidup. Para peserta diharapkan untuk memiliki pola pikir yang terbuka dan siap untuk mengatasi tantangan yang ada. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang berada di daerah-daerah terpencil yang kurang berkembang. Keduanya juga mengingatkan bahwa meski Indonesia telah merdeka, bangsa ini masih terjajah secara ekonomi, dan tugas intelektual muda adalah untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada kekuatan asing dan memperjuangkan kemandirian bangsa.


Dengan semangat idealisme dan perjuangan, para peserta Patriot Energi Angkatan IV diharapkan dapat menjadi intelektual yang merakyat, yang berpihak pada rakyat kecil dan siap mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa. Ini adalah waktu untuk meninggalkan zona nyaman dan bergabung dalam perjuangan untuk kemajuan bangsa.