Bahasa Alam
Ini adalah musim berpisah yang mana pertemuan ada perpisahan
Yang menyaksikan perpisahan dan pertemuan,
Pada yang pergi
Pada yang betermu
Pada yang tersenyum
Pada yang bersedih
Musim ini terlalu singkat untuk bertemu
Lalu menyudahai apa yang di mulai
Mengingat – ingat masa persaudaran
Sejauh mana kesabaran kita hamba yang di uji
Semogah musim ini tidak pernah berakhir untuk tidak melihat kesudahan
Melalui harapan dan doa
Dari kita yang bertahan.
Sistem pengetahuan yang dimiliki nelayan merupakan adaptasi dari lingkungan mereka yang berada pada wilayah pesisir dan laut. Wilayah pesisir tempat mereka hidup dan laut sebagai tempat menggantungkan hidupnya diperlukan sistem budaya yang tercermin di dalam sistem pengetahuan nelayan baik dalam kehidupannya sehari-hari maupun pada saat menangkap ikan. Pengetahuan tradisional yang dimiliki orang Bajo sampai saat ini masih digunakan sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas kenelayanan, Walau perkembangan ilmu pengetahuan makin maju namun, pengetahuan tradisional tentang gejala alam, wilayah tangkap, jenis-jenis ikan yang dimiliki masyarakat Bajo masih menjadi acuan bagi mereka dalam beraktivitas di laut.
Bagi orang Bajo laut adalah segalanya, sebagai lahan mata pencaharian, lingkungan tempat tinggal dan berbagai tindakan dan prilaku orang Bajo senantiasa berkaitan dengan laut. Dengan pengetahuan tradisional yang dimiliki orang Bajo mampu memahami ekosistem laut dalam mengesploitasi berbagai sumberdayahayati laut untuk kelangsungan hidupnya.
Pengetahuan yang dimiliki oleh orang Bajo diperoleh dengan cara autodidak dan pengalaman melaut, serta cerita dari orang tua yang merupakan pengetahuan yang mereka peroleh secara turun-temurun. Orang Bajo memiliki ilmu pengetahuan sangat tinggi tentang kelautan namun, tidak diperdayakan, sehingga mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan. Pengetahuan yang dimiliki sifatnya tradisional, namun itu mengandung kearifan dalam mengelola sumber daya laut, sehingga sistem pengetahuan tradisional ini perlu dipertahankan.
Ikatan
Dalam cerita ini, pertemuan, perjalanan ini sudah tertulis oleh-NYA
Dalam sebuah ikatan keluarga dan ia sungguh berharga
Harapan kita dalam sebuah ikatan
Walau bagaimanapun pasang surut air laut
Walau bagaimanapun badai rebut melanda
Ada harapan ikatan keluarga ini terus bersambung
Tentang akan senang tiasa Bersama
Mengharungi bersamanya Laut.
Suara Laut
Sungguh kita butuh waktu sedikit merenung untuk mencari jalan pulang masing – masing
Apakah kita masih bisa di sebut sebuah rumah
Dulu kau bercerita tentang rumah, bahwa rumah tentang apa ada yang diluar
Tapi hakikat di dalamnya.
Setelah sekian lama mencari dalam pencarian
Kita bertemu tanpa rancangan alam
Di setapak dermaga mengahadap ke laut lepas
Tangan itu melambai berirama
Berkata jangan, sebentar lagi disini
Menetaplah lebih lama
Mata itu damai memandang penuh cerita
Harap tangan ini tidak mau terlepas lama
Meneruskan perjalanan aman Bersama
Kau dan aku bercerita, seperti anak kecil dan memandang laut
Lalu berpisah diujung jalan pulau ini
Dan bila kita bertemu lagi di dermaga tua
Lalu di bawah takdir yang sudah di takdirkan
Namun apakah yang lebih manis dari ingatan
Bahwa kita pernah bertemu dan menanam harap di kemudian hari
Jangan sesekali engkau lupa bahwa kita pernah
Duduk bercerita di dermaga tua
Menghadap laut, tertawa, bercerita tentang kita yang mau aman Bersama.
Suara laut.
Tuturnya yang lembut
di selangi dengan kata kata penyejuk hati
sementara hati di selubungi kesedihan
siapa kau, kenapa begitu teguh sementara hati semakin merengkuh kebawah
terbuat dari apa kau, hinggah begitu berani
kini berubah menjadi taman bunga - bungan.