Perjalanan Mendengar #5; Pesan dari Alya
Aku adalah insan yang kadang masih susah untuk belajar, tapi aku juga menyadari bahwa hidup masih terus berjalan dan aku semakin menerima bahwa aku bisa belajar darimana pun yang aku mau. Ini masih tentang perjalanan, mendengar dan akhirnya belajar.
Malam itu, selepas sholat maghrib beberapa anak-anak memanggilku. Ternyata hari ini mereka mau belajar, lebih tepatnya sih karena mereka ada pr dari sekolah. Tetap saja dengan senang hati aku menerima mereka untuk mengajarkan pr-pr mereka. Rata –rata mereka punya tugas matematika, untuk pelajaran metematika ini kesabaranku begitu diuji. Salah satu anak perempuan yang namanya Alya, membujuk untuk meminjamkan hp ku kepadanya. Bukan untuk bermain game, karena memang hp ku tidak ada game nya. Alya meminjam hp karena ingin pakai kalkulator untuk menyelesaikan tugas matematikanya, karena aku mengajarkan beberapa anak jadi fokusku terbagi. Awalnya aku tidak memberi hp ku tapi akhirnya dia boleh menghitung pakai kalkulator tapi dengan syarat, dia hanya boleh memakai kalkulator hp untuk memeriksa apakah tugas menghitungnya itu benar atau salah.
Akhirnya syarat itu diterima, ketika tugasnya selesai dia akhirnya menghitung ulang dengan kalkulator hp. Ketika itu sudah masuk jam 8 malam, maka aku izin untuk sholat isya dahulu ke anak-anak dengan kondisi hp masih dipegang oleh alya. Selesai sholat, ternyata aku sudah mendapati hp sudah masuk kamarku melalui kolong pintu kamar dan juga kudapati surat bersama hp itu. Padahal isi surat itu biasa saja, hanya kalimat singkat untuk mengembalikan hp ku, tapi tetap saja bisa membuatku tersenyum. Aku merasa Alya bahwa malam ini Alya tidak hanya belajar matematika, tapi juga belajar bertanggung jawab. Maka dari Alya, aku juga belajar bahwa belajar bertanggung jawab itu dimulai dari hal kecil.