Apabila melihat hamparan rumput hijau dengan kondisi alam yang berbukit –bukit pasti kita akan mengira bahwa tempat ini berada di Nusa Tenggara. Namun, di Sulawesi Tenggara juga ada tempat seperti itu. Tepatnya di Desa Tinabite, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana. Desa Tinabite ini merupakan Desa pertama yang kami datangi di daratan Rumbia untuk melakukan survey LTSHE. Sebelum kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Kabaena.

Desa Tinabite ini masuk dalam Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Untuk sampai keperbukitan yang indah ini kita melewati salah satu perkebunan tebu terbesar di Sulawesi Tenggara. Perkebunan tebu ini milik PT. Jhonlin. Puluhan mesin pemanen tebu atau biasa disebut “Jonder” oleh warga sekitar berjejer rapi di sekitar kebun tebu. Adanya perkebunan tebu ini tak jarang membuat orang awam kebingungan memilih jalan untuk menuju bukit ini, karena banyaknya percabangan jalan kondisinya hampir sama semua. Apalagi saat musim hujan, akan sangat sulit untuk melalui jalan ini. Lumpur yang dalam serta sungai–sungai yang meluap akan menutup akses menuju desa ini.

Namun setelah sampai di bukit ini pasti kita akan berdecak kagum akan keindahannya. Hamparan bukit yang indah ini sangat cocok sebagai tempat melihat matahari terbit dan tenggelam. Warna jingga dari hamburan sinar matahari dipadukan dengan hijaunya bukit serta udara segar memberikan ketenangan. Ribuan sapi yang bebas mencari makan, dan apabila beruntung dapat bermain dengan rusa yang datang kerumah warga. Tapi kita harus tetap waspada karena banyaknya ranjau atau kotoran sapi yang berserakan dimana–mana.

Bukit ini biasa disebut oleh warga sekitar dengan sebutan “Bukit Teletubies” karena bukit ini menurut penuturan salah satu warga mirip dengan bukit yang berada di salah satu kartun anak–anak. Bukit ini juga menjadi salah satu destinasi wisata yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana, sehingga patut dikunjungi apabila datang ke Bombana.