Ada yang pernah dengar belish tidak sebelumnya. Iya ini adalah salah satu tradisi di Sumba untuk meminang seorang wanita. Di cerita kali ini saya akan mencoba menceritakan apa itu belish dan coba kita lihat dari sudut pandang yang lain. Bagaimana belish bukan sembarang adat dan tradisi tapi lebih dari itu. Tradisi belish ini sama seperti mahar pernikahan di Jawa. Kalau dibawa mahar bisa berupa uang biasanya belish ini berupa hewan. Hewan belis pernikahan berupa kuda, sapi, dan kerbau. Terlihat sama bukan. Tapi jika kita lihat lebih jauh lagi belish ini tradisi lebih rumit bahkan lebih memberatkan.
Dalam tradisi belish ini setiap orang memiliki belish berbeda tergantung status yang miliki. Misal dia lulusan sarjana dengan seorang yang tidak sekolah tentunya berbeda. Adapula belish dari golongan tertentu misal raja tentu saja berbeda dengan golongan biasa. Jika saya kasih tau berapa jumlah belish mungkin kalian akan kaget. Jumlah belish bisa sampai puluhan bahkan ratusan ekor. Misal raja dan golongan atas belianya bisa ratusan ekor hewan. Kita ambil saja misal sepuluh ekor hewan saja dengan rata-rata hewan sepuluh juta artinya kita membutuhkan uang kurang lebih sebanyak seratus juta untuk hewan tersebut.
Kombinasi hewan yang diberikan dibebaskan bisa 5 ekor kuda atau 5 ekor sapi.
Dalam hal penentuan hewan ini pun tidak boleh asal menentukan tetapi membutuhkan musyawarah yang sangat panjang. Dalam musyawarah ini dipertemukan antara pihak perempuan dan pihak laki-laki. Pihak laki-laki membawa hewan untuk perempuan. Belum sampai disini terlebih dahulu pihak laki laki harus musyawarah dengan keluarga sendiri dengan keluarga sendiri dengan anggaran satu ekor babi. Setelah itu mereka barulah Musyawarah dengan pihak perempuan. Disini baru tahap awal tetapi pengeluaran biasa sudah tidak sedikit.
Dalam musyawarah penentuan jumlah belish juga tidak mudah bisa dari siang sampai pagi. Tidak tidur sama sekali. Saya sudah pernah mengikuti nya dan perjalanan sangat amat panjang.
Artinya dalam proses pernikahan ini melalui banyak tahap ada tahap 1,2, dan 3. Setiap tahap sendiri harus mengadakan acara besar seperti makan makan dan sirih pinang. Maka dari itu proses pernikahan yang ada butuh anggaran yang tidak sedikit. Masih belum selesai dalam tahap awal juga pihak lelaki baru menyediakan kain terbaiknya. Kain ini juga bukan sembarang kain tapi seperti kain yang mahal hasil tenun terbaik. Ibaratnya harga terbaik untuk perempuan yang paling dicintainya.
Tahap belish ini tidak akan cukup jika saya ceritakan disini. Karena untuk satu tahap saja butuh cerita yang sangat panjang. Untuk proses persetujuan belish saja pihak lelaki harus mengunjungi pihak perempuan dengan membawa seluruh saudaranya. Artinya anggaran tidak hanya belish tapi banyak hal.
Kita coba ambil sudut pandang lain. Kalian sudah baca kan bagaimana pengeluaran belish tersebut. Saat belish saja harus menyediakan banyak ekor hewan belum lagi kebutuhan buat acara. Kalau dipikir secara logika hal ini tidak bisa sejalan dengan kondisi real dilapangan. Dimana banyak warga yang tidak mampu, bahkan tidak bisa menikah. Logika begini menikah wajib belish dan juga acara sedangkan hewan saja tidak punya. Uang uang untuk makan sehari-hari saja tidak ada. Lalu bagaimana apakah mereka yang miskin tidak menikah dengan kondisi tersebut?
Tapi faktanya disini yang tidak mampu juga harus menikah dan melakukan tradisi tersebut tetapi dengan belish yang lebih ringan misal 4 ekor hewan atau 6 ekor hewan. Jarang saya temui belis dibawah empat ekor hewan. Tapi tetap saja belish tersebut cukup memberatkan apalagi bagi yang tidak mampu. Tapi walaupun begitu mereka tetap mengusahakan belish tersebut.
Jadi sistemnya bagiamana pihak lelaki tetap harus menyediakan belish bagaimana caranya. Artinya tidak dengan tangan kosong. Harus ada hewan. Selanjutnya dari pihak lelaki biasanya meminta tolong kepada saudara untuk masalah belish ini jika tidak mampu. Misal saudara A meminjamkan kerbau, saudara B meminjamkan kuda. Artinya jika anak dari saudara A menikah. Itu artinya kita harus menggantinya dengan hewan yang sama. Ini sama sistemnya dengan gotong royong versi hewan.
Kondisi belum sampai disini. Jika belish belum lunas misal 10 ekor hewan dan hanya bisa bayar 3 ekor hewan artinya pihak lelaki belum bisa membawa wanita tersebut kemana-mana setelah menikah atau bisa disebut sebagai tinggal bersama mertua. Bayangkan sendiri tidak apa mungkin jika mertua kaya dan baik namun bagaimana jika seperti yang ada di sinetron mendapatkan mertua yang tidak baik. Tidak sampai disitu ketika kita belum lunas dan tinggal bersama mertua status kita juga dipandang rendah. Kurang lebih begitu cukup menyakitkan bukan.
Masalah belish masih berlanjut seperti halnya mereka harus melunasi hutang belish seumur hidupnya misal belish 100 ekor dan baru dibayar 5 ekor artinya 95 sisanya masih hutang dan harus terus dicicil dalam proses cicilan juga harus dengan adat istiadat. Artinya perlu biaya lagi dan lagi. Proses ini sangat panjang dan tidak selesai begitu saja.
Dalam hal ini kalian mungkin berfikir pihak perempuan akan dapat keuntungan lebih banyak dengan mendapatkan banyak ekor hewan. Hewan-hewan belish tersebut seutuhnya dinikmati oleh mertua. Beda dengan mahar Jawa dimana mahar tersebut untuk pihak wanita. Artinya pihak mempelai lelaki dan perempuan tidak menikmati belish sama sekali semua nya dikasih mertua.
Biasanya dalam hal ini mertua tidak sepenuhnya untung karena dapat hewan banyak. Biasanya mereka akan gunakan untuk membayar hutang belish ataupun dijual untuk acara adat.
Acara ini masih dilihat dari sudut pandang laki-laki dalam belish belum lagi pihak perempuannya. Seperti adanya adat dan berbagai kebutuhan rumah yang harus disediakan. Artinya dalam belish ini tidak sepenuhnya lelaki saja yang diberatkan. Pihak perempuan juga harus menanggung untuk acara dengan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi juga menyediakan kain dan juga perlengkapan rumah seperti kasur dan juga perlengkapan dapur.
Lalu bagaimana masih mau untuk meminang orang Sumba? Kurang lebih acaranya begitu. Tapi tenang walaupun acaranya cukup berat dan panjang nyatanya masih banyak yang bisa menikah. Artinya kalian juga bisa melakukannya. Dari sini kita belajar tidak ada yang susah selama kita berusaha mencapainya. Jangan ragu apalagi untuk orang yang anda cintai.