Memasuki minggu kedua kegiatan matrikulasi, peserta Program Patriot Energi Angkatan IV diajak menelusuri lebih dalam latar belakang gerakan yang akan mereka jalani. Tema “Perkenalan” menjadi landasan untuk memahami bahwa program ini bukan sekadar proyek teknis, melainkan perjalanan transformasi sosial yang berakar dari keberpihakan terhadap masyarakat.
Program Patriot Energi didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan diselenggarakan oleh Yayasan Inisiatif Bisnis Ekonomi Kerakyatan (IBEKA). Program ini hadir sebagai upaya nyata untuk membuka akses energi di wilayah 4T, memberdayakan masyarakat lokal, menumbuhkan generasi pemimpin baru, menanamkan kesadaran sosial, dan mendorong kolaborasi multi pihak.
Dalam kesempatan ini, Bapak Adi Laksono Dwi Putranto, Tenaga Ahli sekaligus Direktur Program IBEKA, memaparkan sejarah berdirinya lembaga serta nilai-nilai yang melandasi kiprahnya. Ia menceritakan bagaimana cikal bakal IBEKA dimulai sejak tahun 1979, ketika Iskandar Budisaroso Kuntoadji dan rekan-rekan dari ITB mendirikan Yayasan Mandiri. Lembaga ini kemudian menjadi cikal bakal lahirnya IBEKA pada tahun 1992, dan secara resmi mengusung nama Inisiatif Bisnis Ekonomi Kerakyatan sejak 2011.
IBEKA meyakini bahwa energi adalah pintu masuk menuju kemandirian, dan karenanya pembangunan infrastruktur seperti PLTMH dan PLTS selalu dibarengi dengan program pemberdayaan seperti pengolahan hasil tani, koperasi lokal, dan penyediaan air bersih. Salah satu pendekatan unik yang diterapkan IBEKA adalah konsep live in, dimana tim tinggal bersama warga untuk merancang solusi berdasarkan kebutuhan nyata dan potensi lokal.
Melihat semangat generasi muda saat ini, IBEKA mengimplementasikannya melalui berbagai program pengembangan seperti Patriot Energi, Patriot Negeri, Wirabangsa, hingga REAYL (Renewable Energy Awareness for Young Leader) dan PERINTIS. Semua inisiatif ini berangkat dari keyakinan bahwa pembangunan sejati harus berbasis masyarakat, dan generasi muda punya peran penting sebagai penggeraknya.
Sesi kedua matrikulasi dilanjutkan oleh Fitria Siti Fatima, selaku Koordinator Pusat bidang Kemitraan dan Publikasi, yang membawakan penjelasan mengenai gambaran Program Patriot Energi. Ia menjelaskan bahwa para Patriot bukan hanya bertugas memetakan potensi energi dan menyusun dokumen pra-studi kelayakan, tetapi juga menjadi fasilitator sosial—menghidupkan semangat gotong royong dan kemandirian di tengah keterbatasan.
Selama sembilan bulan penugasan, para Patriot dibekali empat kompetensi utama: keteknikan, kejuangan, kerakyatan, dan keikhlasan.
Program Patriot Energi adalah ruang pembelajaran hidup. Sebuah panggilan untuk menjadi bagian dari perubahan, bukan dengan kemegahan, tetapi dengan keberanian untuk hadir, mendengar, dan menyatu.
Seperti yang diyakini oleh E.F. Schumacher, “keindahan tidak selalu terletak pada yang besar dan seragam, melainkan pada yang kecil, unik, dan tersebar.” Semangat inilah yang menjadi nafas Patriot Energi: membangun dari yang terkecil, menjangkau yang terjauh, dan mewujudkan perubahan lewat pendekatan yang manusiawi dan membumi.
Dokumentasi: milik Patriot Energi Angkatan IV