Nama saya Ririn Risqiana Rossi, biasa dipanggil Ririn. Saya lahir di Tulungagung, Jawa Timur, daerah yang dikenal sebagai penghasil marmer terbesar di Indonesia. Namun kini menetap di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Latar belakang saya adalah Sastra Daerah di Universitas Sebelas Maret, sebuah bidang yang menumbuhkan rasa ingin tahu saya terhadap kehidupan dan budaya masyarakat.
Sejak mahasiswa, saya sudah jatuh hati pada dunia pengabdian. Tahun 2019, saya bersama beberapa teman Fakultas Ilmu Budaya UNS menginisiasi program Gebrak Desa, gerakan mengajar anak-anak sekolah dasar di desa. Pada 2021, saya dan satu teman saya tim kemasyarakatan BEM UNS berangkat ke Loa Kulu, Kalimantan Timur, dalam Ekspedisi Nasional Kalimantan untuk berkegiatan mengajar, membangun perpustakaan, dan belajar langsung dari kehidupan di pedesaan.
Titik balik saya datang di tahun 2023, saat saya terlibat dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Cireungit di Tasikmalaya bersama Yayasan IBEKA dan BRI. Sebagai bagian dari tim pemetaan sosial dan supervisor, saya menyadari bahwa energi terbarukan bukan sekadar soal teknologi. Ia harus menyentuk (memasukkan) aspek pemberdayaan, kemandirian, dan rasa memiliki bagi masyarakat.
Patriot Energi bagi saya adalah kesempatan untuk melangkah lebih jauh. Saya ingin mengasah kompetensi keteknikan, kejuangan, kerakyatan, dan keikhlasan, tidak hanya lewat teori, tapi melalui kehidupan nyata di lapangan. Hidup bersama masyarakat, bekerja berdampingan, dan merajut kolaborasi yang membawa perubahan, sekecil apapun itu.
Saya percaya, pengabdian bukan untuk mencari pujian atau pengakuan. Prinsip yang saya pegang sederhana: "Cukupkanlah Allah sebagai yang Maha Mengetahui, cukupkanlah Allah sebagai sebaik-baik tempat untuk berharap". Dengan itu, setiap langkah yang saya lakukan akan selalu punya makna dalam perjalanannya.